Abstrak
Pada tahun 2015, Indonesia harus
menyuguhkan laporan hasil pencapaian MDG’s pada dunia. Jika dilihat dari pencapaian MDG’s pada tahun
2010, terjadi peningkatan pendidikan, pekerjaan, dan kedudukan di parlemen
perempuan di Indonesia. Penelitian ini
bermaksud untuk menguak apakah laporan yang disuguhkan tersebut sama dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Metode
penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah metode kepustakaan dengan
mengumpulkan literatur-literatur yang berhubungan dengan tulisan ini. Laporan yang diperoleh memang menunjukkan
peningkatan jumlah perempuan yang menempuh pendidikan dasar hingga tinggi,
pekerjaan, dan kedudukan di parlemen, namun laporan tersebut berbeda jika
dibandingkan dengan fakta yang ada di masyarakat, masih banyak
ketimpangan-ketimpangan yang terjadi terutama antara perempuan desa dan
kota. Untuk itu, laporan MDG’s yang
diberikan seakan tidak bisa mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya di
masyarakat. Padahal, pendidikan tinggi
dan pemberdayaan perempuan merupakan solusi solutif untuk meningkatkan
pencapaian MDG’s seperti menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian
anak, dan memberantas kemiskinan karena pendidikan berbanding lurus dengan
pengetahuan.
Latar
Belakang
Terdapat
suatu “pekerjaan rumah” yang cukup berat bagi negara Indonesia pada
tahun 2015 mendatang mengenai laporan hasil pencapaian 8 kategori Millenium
Development Goals (MDG’s) Negara Indonesia kepada dunia. Jika dilihat hasil
pencapaian MDG’s pertama berdasarkan tahun 2010 yaitu pemberantasan kemiskinan, terdapat 5,9%
penduduk yang memiliki pendapatan perkapita dibawah 1 dollar atau sama
dengan sekitar 15 juta penduduk dan
masih
berada dibawah garis kemiskinan. Jika ditinjau dari indikator lain, seperti kematian ibu, pencapaian
Indonesia pada tahun
2010 terdapat 226 orang kematian Ibu dimana target 2015 adalah 102 orang pertahun. Untuk
indikator penting lainnya yaitu kematian bayi, pencapaian Indonesia tahun 2007
adalah 34 per 1000 kelahiran sedangkan target yang dicanangkan tahun 2015
adalah 23 per 1000 kelahiran. Indonesia masih perlu berjuang keras untuk
mencapai indikator-indikator cermin kesejahteraan suatu negara ini disamping harus
terus mempertahankan dan mencapai indikator lainnya.
Pada
hakikatnya Indikator MDG’s 1 (Pemberantasan kemiskinan), MDG’s
4 (Menurunkan Kematian Anak), dan MDG’s 5 (Menurunkan angka kematian Ibu) dapat
dikendalikan persentasenya jika pendidikan perempuan di Indonesia sudah
terpenuhi dengan baik. Berdasarkan data laporan pencapaian MDG’s 2010, rasio
perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA semua sudah
mencapai > 90%. Selain itu, fakta di lapangan ternyata tak “seindah” hasil
data laporan. Jutaan perempuan masih mempunyai pendidikan minim bahkan
pendidikan bagi mereka dikesampingkan khususnya daerah pedesaan atau daerah
yang menganut budaya patrialis. Oleh karena itulah penulis ingin menguak hasil
pencapaian MDG’s tentang pendidikan perempuan dan perbandingannya dengan fakta
yang terjadi di Indonesia serta solusi melalui tulisan ini.
Metodologi
Penelitian
Jenis metodologi penelitian yang digunakan adalah
metode kepustakaan, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan berbagai teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan judul penelitian ini secara kualitatif
maupun kuantitatif. Kualitatif untuk menganalisis bagaimana kualitas hidup
perempuan Indonesia saat ini dengan fakta yang ada. Kuantitatif untuk
menganalisis presentase pendidikan perempuan di tingkat pendidikan dasar,
menengah dan tinggi, kedudukan perempuan di pemerintahan, dan presentase
perempuan yang bekerja dibidang nonpertanian yang bersumber dari laporan MDG’s
tahun 2010. Peneliti juga melakukan browsing
internet untuk mendukung teori dan data yang peneliti gunakan.
Hasil
dan Pembahasan
Sumber : Laporan MDG’s 2010
Berdasarkan laporan tahun 2010 MDG’s 3
yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yang menjadi poin
penting pembahasan adalah rasio perempuan terhadap laki-laki di berbagai
tingkat pendidikan. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bagi
kaum perempuan Indonesia sudah baik atau sudah diatas 90%. Namun, Jika dikaitkan dan ditinjau
dengan fakta yang ada masih terdapat ketimpangan pendidikan. Ketidakmerataan
antara pendidikan perempuan pedesaan dan perkotaan, budaya patrialis yang
mengutamakan pendidikan kaum laki-laki, dan kemiskinan yang menghalangi
pendidikan yang baik dan berkualitas bagi perempuan merupakan fenomena yang
terjadi di masyarakat Indonesia sekarang.
Hal ini mengindikasikan hasil pelaporan
MDG’s belum merepresentasikan keadaan masyarakat Indonesia. Artinya terdapat
suatu kesalahan sistem pelaporan atau perubahan definisi operasional dari
indikator tersebut. Hal ini berdampak cukup fatal, karena jika hanya melihat
hasil pelaporan, keputusan dan kebijakan yang dibuat tidak akan menjawab
masalah yang ada di masyarakat. Padahal jika ditelaah lebih jauh, pengoptimalan
pendidikan bagi kaum perempuan ini dapat membantu tercapainya indikator MDG’s
lainnya.
Pendidikan tinggi dan pemberdayaan
perempuan merupakan solusi solutif untuk meningkatkan pencapaian MDG’s seperti
menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian anak, dan memberantas
kemiskinan karena pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan. Sehingga
perempuan-perempuan Indonesia dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas
terkait pengasuhan yang telah mengacu pada standarisasi pengasuhan, selain itu
perempuan dapat mengetahui dengan baik dampak pertumbuhan penduduk yang cukup
pesat sehingga mulai untuk mengatur kelahiran dan mengetahui dengan baik
tentang pengaturan pola makan, gizi, imunisasi, serta mengetahui apa yang harus
dilakukan jika hamil, melahirkan dan lainnya. Menurut Dr. Lukman Laksmono dari
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Depkes RI, pihaknya telah mengetahui hal ini
sejak lama. “Rata-rata, 10 % ibu di Indonesia tidak pernah memeriksakan
kandungannya ke petugas kesehatan. Pun, 30 % ibu di Indonesia tidak melahirkan
di dokter atau bidan. Mereka lebih memilih untuk melahirkan di dukun,” kata
Lukman (Kompas). Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan Ibu di Indonesia masih
rendah.
Dengan pemberdayaan, perempuan akan
mempunyai power untuk membuat keputusan
terkait kesehatannya termasuk kesehatan reproduksi. Contohnya saja banyak
perempuan yang pendidikannya kurang dan tinggal di pedesaan, saat akan
melahirkan harus menunggu semua keluarga besar terkumpul untuk mengambil
keputusan. Oleh karena itulah 3 T (3 Terlambat) terjadi, yaitu terlambat dibawa
ke fasilitas kesehatan akan terjadi yang kemugkinan besar akan berdampak
kehilangan nyawa pada Ibu dan bayi yang dikandungnya. Jika perempuan sudah
memiliki power maka diharapkan
kasus-kasus tersebut akan segera tereliminasi.
Oleh karena itu, prioritas pembangunan
sumber daya manusia di Indonesia sebaiknya diprioritaskan pada kaum perempuan
khususnya perempuan di pedesaan dan ekonomi rendah. Pendidikan dalam konteks
ini tidak harus dalam bentuk pendidikan formal tetapi lebih pada usaha
memberdayakan, meningkatkan pengetahuan, dan menumbuhkan skill pada perempuan-perempuan di Indonesia.
Kesimpulan
Laporan MDG’s Indonesia menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan mengenai kesetaraan gender terutama bagi
perempuan. Laporan yang ada menunjukkan
bahwa ada peningkatan jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan dasar hingga
tinggi, pekerjaan dibidang nonpertanian, dan kedudukannya di parlemen. Namun, jika dilihat secara nyata di
masyarakat masih banyak ketimpangan-ketimpangan yang terjadi antara perempuan
di pedesaan dan perkotaan mengenai pendidikan dan pekerjaan. Artinya, laporan MDG’s yang diperoleh belum
bisa mendeskripsikan apa yang sebenarnya terjadi dimasyarakat.
Pendidikan tinggi dan pemberdayaan perempuan
merupakan solusi solutif untuk meningkatkan pencapaian MDG’s seperti menurunkan
angka kematian ibu, menurunkan angka kematian anak, dan memberantas kemiskinan
karena pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan.
Laporan
MDG’s 2010
“Jumlah
Penduduk Indonesia 259 Juta” dalam
(diakses
9 April 2012, 22:10)
(diakses
11 April 2012, 20:13)
“Tahun 2010, Angka Kematian Ibu 226
Orang” dalam
http://nasional.kompas.com/read/2008/06/30/18272998/tahun.2010.angka.kematian.ibu
226.
(diakses 11 April 2012, 20:24)
Makasih ya sob udah share ..............
BalasHapusbisnistiket.co.id