Sabtu, 04 Juni 2011

Notes Analitico ed. Mei 2011 part 1

Pada notes Analitico penulis hendak memaparkan betapa sulitnya masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Menurut pandangan penulis permasalahan kesehatan di Indonesia sepertinya sudah menjadi budaya. Mau tahu kelanjutannya? Silahkan simak uraian beritkut.

Seringkah teman-teman datang terlambat ke sekolah ataupun kuliah? Seberapa sering pengajar datang terlambat ke kelas? Tampaknya hal ini sudah yang menjadi hal yang biasa. Namun jika kita teliti lebih lanjut sebenarnya ini masalah yang luar biasa. Bayangkan kalau hal ini dimulai dari sekolah dasar, setidaknya teman-teman sudah membiasakan keterlambatan selama 16 tahun dengan asumsi SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, dan kuliah 4 tahun. Tahukah teman-teman bahwa kebiasan yang dilakukan secara berulang-ulang pada suatu kelompok masyarakat bisa saja menjadi budaya? Keterlambatan sebenarnya merupakan bentuk lain dari korupsi. Bedanya korupsi yang biasa kita kenal berhubungan dengan uang, sedangkan keterlambatan berhubungan dengan waktu.

Kita beralih ke masalah lainnya, yaitu administrasi. Bagaimana proses yang teman-teman lalui ketika meminta perizinan? Apakah dipermudah? Dipersulit? Diperlama? Proses ini ternyata berlangsung di banyak daerah. Para petugas beralasan untuk memproses perizinan ini membutuhkan biaya yang besar, karena itu orang yang tidak memiliki uang akan mendapatkan proses perizinannya dipersulit. Mungkin saja hal ini benar, pekerjaan yang para petugas dapatkan tidak sebanding dengan upah yang didapat. Masalahnya, kenapa tidak ada transparansi petugas dengan penerima layanan dan pemerintah. Kita lihat lagi masalah ini di jamkesmas. Secara konsep, jamkesmas diperuntukkan untuk masyarakat yang tidak mampu untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sayangnya proses untuk mendapatkan layanannya panjang. Bagaimana jika ada seorang pasien yang membutuhkan pelayanan segera?

Permasalahan lainnya yang dihadapi bangsa ini adalah kurangnya inisiatif orang-orang untuk menyelesaikan suatu masalah. Jika kita lihat negara kita, keberagaman yang ada di dalamnya sungguh luar biasa. Mulai dari geografis, suku, budaya, dll. Jumlah penduduk Indonesia pun tidak bisa dikatakan sedikit, tidak kurang dari 230 juta. Berapa orang pemimpin kita? Kita sebagai masyarkat seharusnya mengambil inisiatif karena pemimpin itu jumlahnya sedikit dan tidak dapat berbuat banyak. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang kita dapat dipelajaran PKn yang menyatakan bahwa negara itu terdiri dari rakyat, wilayah, dan pemerintah. Lalu negara kita adalah negara demokrasi, pada prinsipnya demokrasi itu oleh, dari, dan untuk rakyat. Artinya pemimpin hanyalah wakil rakyat -kalau memang mewakili-, yang menggerakkan dan membangun suatu negara adalah rakyat dari negara itu sendiri. Konon kabarnya, masalah yang satu ini disebabkan oleh penjajahan di Indonesia yang sudah berlangsung terlalu lama. Orang kita biasa disuruh, diperintah, dan menurut saja apa yang dilakukan pemimpin. Bahayanya yang terjadi karena hal ini akan terjadi jika pemimpin kita adalah orang yang tidak benar?

Masalah terakhir yang ingin disampaikan oleh penulis adalah masalah sumber data yang ada di Indonesia. Bagaimana kualitasnya? Banyak yang berpendapat bahwa kualitas data di kita masih buruk. Kita ambil saja salah satu contoh data tentang penduduk, yaitu sensus. Apakah jumlah penduduk yang ditunjukkan oleh sensus menunjukkan jumlah penduduk yang sebenarnya? Kenyataan di lapangan menunjukkan banyaknya manipulasi data yang dilakukan. Salah satu bentuk manipulasi datanya yaitu memperbanyak jumlah penduduk. Penguasa di suatu daerah membayar petugas agar menambah jumlah penduduk dengan dalih untuk melindungi daerah. Jika jumlah penduduk kurang, maka desa itu akan digabung dengan desa lain. Jika kita kaji, kebijakan yang baik harus didasarkan pada data. Bagaimana jika data itu tidak sesuai? Apakah penguasa itu tidak memikirkan dampak dari perbuatannya? Atau menyuap sudah dianggap hal yang biasa?

Masih banyak lagi permasalahan bangsa yang telah membudaya dan merambat ke dunia kesehatan. Lalu apa yang kita dapat lakukan? Solusi apa yang tepat untuk permasalahan ini? Penulis akan memaparkan solusi di notes bagian 2. Don't miss it!

Created by: Research and Sciense Analitico FKM UI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar